Saya tengah berada di Yogyakarta, tepatnya di Kulonprogo, untuk beberapa hari. Sabtu, 30 Juni 2018, saat kami berjalan-jalan ke ibu kota kabupaten, istri mengajak mampir ke Sido Agung.
Itu adalah toko serbaada (toserba) yang cukup terkenal dan lengkap di Wates. Saat kami berkunjung, kondisi lumayan ramai.
Di lantai dasar, Sido Agung menyediakan berbagai komoditas seperti kebutuhan sehari-hari, perlengkapan rumah tangga, stasioneri, layaknya toko mini yang menjamur. Di lantai 2, ada pakaian: untuk pria-wanita, bayi—tua.
Saat menelusuri pakaian bayi, kami melihat selembar kertas tertempel di sebuah etalase. Tertulis: sleber dan waslap popok. Apa? Saya baru tahu ada dua kata itu.
Di etalase itu, tepat kertas tertempel, saat saya cek ada tumpukan celemek bayi. Celemek adalah sebuah kain yang mempunyai tali pengikat untuk bagian leher. Berfungsi menutup bagian dada agar tak terkena ceceran makanan. Atau kain penutup dari dada sampai ke bagian bawah, yang digunakan saat memasak. Seperti yang digunakan koki atau sef (bukan padanan resmi chef)
Tepatnya pada KBBI, Celemek adalah:
1. (nomina) kain kecil penutup baju pada dada anak kecil sebagai alat untuk menjaga kebersihan (dari ingus, makanan, dan sebagainya)
2. (nomina) kain penutup baju dari dada atau pinggang sampai ke lutut sebagai alat untuk menjaga kebersihan (dipakai pada waktu memasak, membersihkan rumah, dan sebagainya)
Lalu apa arti sleber dan waslap? Lantas saya mengecek dua kata itu setelah sampai rumah.
Saat itu saya mengetik ‘sleber’ /slebèr/ dan tak ditemukan hasil pencarian apapun. Saya berganti menjadi ‘selaber’, ‘selebar’, hasilnya sama: nihil.
Kemudian saya berpikir untuk mengetik ‘slaber’ dan bingo! Di KBBI slaber /slabèr/ berarti (nomina) celemek makan untuk bayi. Jadi selesai satu kata.
Iseng coba ketik kata ‘slaber’ di Google, muncul hasil berupa celemek makan imut untuk bayi, kebanyakan berasal dari pedagang di toko daring. Beberapa pedagang menggunakan kata slabber. Contoh seperti gambar di bawah ini.
